
BANJARMASIN, urbancity.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis 21 Oktober 2021 meresmikan Jembatan Sei Alalak dalam kunjungan kerjanya di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Jembatan Sei Alalak telah dinanti masyarakat Kalimantan Selatan karena fungsinya yang sangat strategis.
“Alhamdulillah Jembatan Sei Alalak telah rampung dan hari ini kita resmikan sehingga segera bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Saya mendengar bahwa masyarakat sudah tidak sabar lagi menunggu peresmian jembatan ini,” ujar Presiden.
Jembatan Sei Alalak memiliki fungsi yang sangat penting sebagai sebagai jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan di Kalimantan Tengah. “Sekaligus juga mengatasi kemacetan setelah jalan lingkar selatan rusak hancur diterjang oleh banjir,” imbuhnya.
Kepala Negara berharap, kehadiran jembatan tersebut akan memperkuat konektivitas antarwilayah di Kalimantan Selatan, memperlancar arus transportasi antardaerah, dan mengefisienkan biaya-biaya logistik. Selain itu, diharapkan juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah sekitarnya, serta menciptakan sentra-sentra ekonomi baru.
Sekadar Informasi, jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Proyek pembangunan jembatan ditangani oleh Konsorsium PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. [WIKA] – PT Pandji dan bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema pekerjaan tahun jamak (multi years)
Jembatan Cable Stayed Melengkung Pertama di Indonesia
Jembatan Sei Alalak merupakan jembatan dengan tipe cable stayed berbentuk melengkung pertama di Tanah Air. Proyek ini menurut Agung Budi Waskito, Direktur Utama Perseroan, semakin menambah rekam jejak dan portofolio WIKA sebagai kontraktor yang concern dan implementatif pada pengembangan teknologi terkini konstruksi jembatan modern.
Sebelumnya, Perseroan terang Agung juga telah mengambil peran vital dalam konstruksi signature jembatan, antara lain; Jembatan Suramadu, Jembatan Cikubang, Jembatan Merah Putih, Jembatan Tumbang Samba, Jembatan Tayan, hingga Simpang Susun Semanggi.
“Hal ini menunjukkan bahwa engineer-engineer muda WIKA, engineer Indonesia memiliki kapasitas dan kapabilitas knowledge, inovasi dan daya saing yang cukup tinggi dalam percaturan konstruksi global,” ujar Direktur Utama.
Metode konstruksi yang digunakan pada Jembatan Sei Alalak adalah longline matchcast system, dimana sistem precast ini mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas terbaik. Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar deck jembatan serta menambah estetika.
Beton yang digunakan tambah Agung juga adalah beton kualitas tinggi fc’45 Mpa (K-500) yang menggunakan material lokal guna mengoptimalkan potensi resources yang ada. Sehingga efektivitas dan keberhasilannya, bisa menjadi lesson learn sekaligus referensi bagi proyek-proyek lainnya.
“WIKA menyampaikan terima kasih atas kepercayaan besar yang diberikan oleh Kementerian PUPR. Insha Allah, proyek ini dapat dideliver tepat waktu dengan kualitas yang memuaskan dan bisa menjadi titik ungkit kebangkitan ekonomi Banjarmasin dan Kalimantan Selatan,” pungkas Agung.